TUHAN, MENGAPA DIA BERBEDA?
"Tuhan Mengapa dia berbeda?" Itu bisikan di hatiku, terlintas pertama kali saat melihat salah satu anak yang mengungsi dari desa Salutahongan Kec. Malunda. Disaat temannya bermain begitu riang. Saling ejek, joget-joget dengar music, Agung hanya terdiam kaku, sesekali menggerakkan kakinya karena melihat temannya goyang-goyang. Moment paling mengharukan saat petang menjelang, tiba waktu maghrib. Semua anak-anak pengungsi berlomba masuk mushollah yang hanya beralaskan terpal, juga beratap terpal. Seperti ombak yang kejar-kejaran, mereka begitu tangkas mengambil Buku Iqra' sesuai dengan warna jilid masing masing. Beberapa anak mengambil Al-Qur'an sebagai tanda sudah menyelesaikan enam jilid buku Iqra' Mereka disiplin tapi lumayan bar-bar, menarik-narik baju lah, memanjat betis lah, merangkul pinggang, ada juga yang menjambak rambut dan merampas handphone di tangan. "Aduhh... Kegantenganku seketika menurun ini, tapi gak apa apa lah, demi kalian adek-ade