Posts

Showing posts from August, 2019

MEMAHAMI HADITS TEKS DAN KONTEKSTUAL PART II

Image
Oleh: Alan Masih dalam pembahasan seputar kajian hadis tekstual dan kontekstual. DR Wajidi melanjutkan, ada hadits shahih mengatakan inna tarqa as-sholah finnar “barangsiapa yang tidak sholat, maka dia masuk neraka” Asbabul wurud hadits ini, suatu ketika ada yang mengatasnamakan pemerintah ke masyarakat untuk sholat, namun dia sendiri yang tidak sholat. Artinya orang tersebut diancam dengan nada hadits seperti itu. Jadi, Memahami hadits harus beriringan dengan sanad dan matannya. Cara memahami hadits, pertama memehami hadits dengan mempertimbangkan dengan hadits yang lain “muqaranah baina hadtis wahid bilwahid”. Jika ada hadits satu, sebelum sampai pada kesimpulan maka harus membandingkan hadits yan lain secara tematik. Ulama masyhur minimal 500 hadits tematik yang dihafal. Jika dia ulama fiqih, maka harus menekuni hadits hkum syariat, agar kaya perbandingan dan pengetahuan, tidak sembarang dalam mengeluarkan hukum. Satu contoh menarik dalam perilaku syariat sehari hari ki

MEMAHAMI HADIS TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL (Kajian Ilmiah DR. H. Wajidi Sayadi)

Image
Oleh: Alan Santri Millenial Kitab Kaifa nata’amalu ma’a as-sunnah nabawiyyah karya Yusuf Qordhowi adalah kitab landasan teks pembahasan hadits, bagaimana penerapkan hadits dalam pola kehidupan sehari-hari. Kitab yang membantah karya sebelumnya syekh Imam Muhammad al-Ghazali yang berjudul "As-Sunnatu baina an-nabawiyah ar-raji al-hadits" Kajian annangguru DR. H. Wajidi Sayadi (Dosen tafsir hadits IAIN Pontianak dan ketua komisi fatwa ulama indonesia MUI Prov. Kalimantan barat), 7 agustus 2019 di ruang Masjid masjid besar at-Taqwa Pambusuang, dalam Forum Santri Assappambusuangan. Dipelopori oleh Habib Ahmad Fadhl al-Mahdaly, dan generasi pemuda pambusuang seperti Ilham Sopu, Subhan saleh, Hamzah, Jamal, Aradhin dan sebagainya. DR. Wajidi melanjutkan, Kajian hadits sangat urgen dalam agama, sebab disini banyak terjadi ikhtilaf al-ulama. Dikutip dalam kitab Wahbah al-zuhaili berjudul "al-Fiqhu wa adillatuhu", ada 6 alasan perebedaan ulama. Pertama, Ikhtilaf

NAPAKTILAS PUANG TOWA SHOHIBUL MANDAR AL-HABIB ALWI BIN ABDULLAH BIN SAHL JAMALULLAIL

Image
Oleh: Alan Santri Milenial Tanah mandar menjadi lahan dakwah yang menyejukkan untuk para Wali-wali Allah. Habib Abdurrahman Assegaf sering disapa “Puang Makka” merupakan pelanjut dari silsilah tarekat Jam’iyyah Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary. Dalam sambutan perpisahan kepada para kader Jami’iyyah Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah di masjid lapeo 4 agustus. Beliau mengakatakan “Setiap ada ulama-ulama besar datang di sulawesi, apakah ulama luar negri atau dalam negri, mohon maaf, tidak menanyakan daerah makassar, melainkan tanah mandar yang selalu dicari, ini ada apa? Artinya ada magnet besar di tanah mandar ini” Pesan puang makka betul adanya, salah satu ulama besar HABIB ALWI bin Abdullah bin Sahil bin Jamalullail, populer disapa “Puang Towa” Shohibul Mandar menginjakkan kakinya di tanah mandar pertama kali di daerah manjopai karama kec. tinambung. Beliau  sosok pendakwah islam sejati ditanah mandar, juga dikenal sebagai tokoh habib. Hidupnya dihabiskan dalam