Annangguru dan Ussul, Dua hal yang Tak Terpisahkan
Oleh: Farham Rahmat Dimulai dari pertanyaan, apakah Ussul masih relevan menjadi kajian disaat generasi muda yang sudah masuk era digital, apakah punya manfaat? Lalu apakah Ussul bisa menjadi jawaban terhadap permasalahan yang complex saat ini? Lalu apa yang terjadi, jika kita tidak mempelajari Ussul? Apakah memang ada konsekwnsi logis disaat kita meninggalkan praktik Ussul ini? Sebelum kita bahas Ussul, perlu kita memahami arti dari Annangguru, sebab Ussul dan Annangguru punya keterkaitan yang kuat satu sama lain. Diksi Annangguru secara leksikal dibagi menjadi dua, yaitu Annan dan Guru. Annan adalah Kelompok, jama’ah atau sebuah komunitas dan Guru adalah Pimpinan. Jadi Annangguru adalah Pimpinan sebuah kelompok. Ananngguru dalam tinjauan antropologi dibadi dalam tiga, Pertama ada Annangguru yang sifatnya sebagai profesi, seperti Annanngguru Pammacca (Guru Silat), Annangguru Boyang (Guru dalam hal ihwal Rumah), Annangguru Lopi (Guru tentang Perahu) dan sebagainya. Beberapa penelitian