FATHIMAH AZ-ZAHRA

FATHIMAH AZ-ZAHRA CREIS RESISTENCE

By: Farham Rahmat

Santri Milenial

Kesan membawa aliran rasa selalu mengalir apa adanya. Sosok perempuan selalu identika dengan itu. Tangisan menjadi ciri khasnya melawan masalah yang ada. Begitu juga dengan penghulu para wanita Fathimah Az-Zahra cucunda baginda Nabi. Sepeninggal ayahnya tangisan mulia ini mulai mengucur hingga wafatnya. Tapi apakah tangisan beliau sama seperti tangisan anak puber yang putus cinta ? atau anak kecil yang kehilangan uang seribuan ? sungguh jawabannya tidak.

Tangisan dan rintihan Fathimah Az-Zahra adalah bentuk perlawanan terhadap kejahatan pemerintahan saat itu, Cries Resistence To Deviations Goverment. Sering kita melihat perlawanan itu selalunya berujung pada kekerasan dan demonstrasi sampai kepada coup d’etat menggulingkan kekuasaan secara cepat, atau seperti demonstrasi 411 dan 212 di indonesia.

Namun perlawanan yang dilakukan Fathimah Az-Zahra sungguh berbeda dengan yang lain, melawan dengan tangisan. Tangisan yang memberangus watak hewani dan memperkuat watak insani.
Sekarang kita mengatakan bahwa perlawanan demosntrasi dan coup d’etat yang banyak dilakukan kaum revolusioner beberapa negara besar, seperti prancis, uni soviet, china, amerika dan india hanya mengundang gairah pada seglintir orang saja, serta tidak semua ikut serta dalam melawan. Efeknya pun tidak berlansung lama.

Tangisan Fathimah Az-Zahra selain menyentuh rasa juga membangkitkan gelora perjuangan disetiap jiwa insani. Inilah yang diteorikan Ali Syariati bahwa perlawanan sejati dimulai dari tangisan dan do’a.
Sungguhpun demikian beberapa negara di dunia yang telah melakukan revolusi, tidak satupun yang bertahan dari hantaman kapitalisme global.

Sementara kita kenal iran satu satunya revolusi islam yang bertahan sampai saat ini dan ditakuti oleh negara adidaya seperti amerika. Kekuatan seperti ini yang mengalir dalam negri iran adalah bias tangisan perlawanan ibunda kita Fathimah Az-Zahra.

Perlawanan dengan tangisan tidak akan menjadi sebuah opium (candu) pemikiran yang sewaktu waktu bisa membunuh keberanian, sebab tangisan lahir dalam kesadaran penuh dan tidak mengurung diri dalam realisme yang vulgar. Revolusi selalunya akan membawa dua misi yaitu pesan cinta dan darah.

 Darah akan dihantarkan dengan pedang sementara pesan akan selalu hidup dengan tangisan. Perlawanan Tangisan akan selalu menggema kepenjuru dunia sebagai titik mula dari kejayaan. Nabi berkata: keringnya air mata adalah tanda dari kerasnya hati. Dan itulah penyakit terparah yang menimpa anak cucu adam.

Menangislah untuk duka Ibunda Fathimah. Maka gelora juang akan menggema.

Comments

Popular posts from this blog

Tips Berbahagia Ala Aristoteles

Hanya Homo Symbolicum yang Memahami USSUL

PESAN SAKTI RANGGAWARSITHA