TIGA POLITIK SUKU QURAISH PALING BERPENGARUH


(Syarah Nahj Al-Balaghah Sayyidina Ali)

by: Alan

Santri Millenial

WA SUILA ALAIHI AS-SALAM AN QURAISH FA QOOLA:
AMMA BANU MAKHZUM FA RAIHAANATUN QURAISYI NUHIBBU HADITSA RIJAALIHIM, WA AN-NIKAAHA FI NISAAIHIM

Sayyidina Ali ditanya tentang kaum quraish (keturunan Nabi Ibrahim yang bermukim di mekkah), Ali menjawab: adapun bani ma’zhum adalah bunga-bunga harum quraish, kami menyukai pembicaraan kata-kata mereka, dan kami juga menyukai perempuan mereka untuk dinikahi.

Keturunan nabi Ibrahim dikenal dengan nama Quraish atau dikenal dengan nama fahr, merupakan nenek moyang Rasulullah. Bermukim di mekkah dan membentuk suku tersendiri yaitu suku Quraish. Dari bangsa Quraish ini memiliki beberapa qobilah suku didalamnya, setiap suku memiliki ciri khas dan keistimewaan tersediri, tafakhur kepada suku kelompoknya masing masing. Kecintaan kepada suku membuat bangsa Quraish sendiri berkonflik atau berdinamikalah bahasa lembutnya satu sama lain, saling membanggakan sukunya masing masing.

Sayyidina Ali membagi bangsa Quraish dalam tiga suku, meskipun banyak suku, tapi yang menonjol adalah ketiga suku yang akan disebutkan sayyidina Ali. Pertama, BANI MA’ZHUM dikenal bunga bunga harum Quraish. Kami menyukai pembicaraan mereka. kami menyukai menikahi perempuan mereka. Cara berbuat baik sangat menarik dan memukau, cantik dan ganteng ganteng orangnya, berbudaya bisa dijadikan pendamping yang luar biasa. Istilah anak sekarang “Tidak malu-maluin”.

Suku ini ada Abu Jahal yang dikenal dalam riwayat pernah membantai Sumayyah karena mempertahankan keislamannya sampai meninggal dengan cara sadis, ada yang mengatakan tubuhnya ditarik dengan dua kuda berlari kencang dan terbelah tubuhnya, ada juga yang mengatakan kemaluannya ditusuk tombak. Peristiwa ini sehingga Rasulullah mengganti nama  Amru bin Hisyam menjadi Abu Jahal. Meskipun kita kenal suku ini dikenal gagah dan keren pintar bergaul, namun Abu Jahal karena kenakalannya juga berasal dari sana.

Antara Abu Jahal dan Rasulullah ada riwayat keduanya selalu berkelahi saat bersahabat sejak anak kecil dulu. Setelah dewasa mencintai satu gadis yang sama, yaitu Khadijah. Sehingga  Abu jahal dendam, kenapa ? karena abu jahal pernah melamar Khadijah dan ditolak, sementara oleh Rasulullah melamar diterima. Abu jahal memang gagah dari suku bani ma’zhum, namun Rasulullah jauh lebih gagah lagi. Abu jahal mempunyai hubungan keluarga dengan Rasulullah namun sudah agak jauh, yaitu ketemunya di MURRAH, Dari abu jahal (Amru), bin Hisyam, bin Mughiroh, bin ma’zhum, dari sini asal usul suku Bani Ma’zhum, lalu bapak Ma’zhum bin Yaqzha bin Murrah, jadi nama lengkap abu jahal adalah Amru Bin Hisyam Bin Mughiroh Bin Ma’zhum Bin Yaqzha Bin Murrah.

Rasulullah juga terhubung ke MURRAH, yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qhusay bin Khilaq bin Murrah. Sekitar lima, enam keturunan  pertemuan hubungan darah antara Rasulullah dan Abu Jahal satu kakek buyut ceritanya. Jika dilanjtukan silsilahnya maka ada Murrah bin Ka’ab bin  bin Gholib bin Fahr bin Quraish. Murrah adalah kakek buyut Rasulullah dan Abu Jahal yang mempunyai dua anak yaitu Yaqzha dan Qhusay. Yaqzhalah yang menurunkan abu jahal, sementara Qhusay yang menurunkan Nabi Muhammad rasulullah dari Abdul Manaf. Dari Abdul Manaflah bertemu dengan Abu Sopyan dari suku Bani Abdi Syam. Selanjutnya akan dijelaskan oleh Sayyidina ali dalam pesan mutiaranya.

WA AMMA BANU ABDI SYAMSI FA AB’ADUHA RA’AYAN, WA AMNA’UHA LIMA WARAA’A DZHUHURIHA

Adapun suku bani ABDI SYAM, mereka punya pendapatnya sangat jauh (cerdas) dan mereka sangat berhati hati apa yang ada di punggung mereka.

Suku bani Abdi Syam inilah yang menurunkan Abu Sopyan, Usman Bin Affan, sekaligus cikal bakal lahirnya bani umayah dari muawiyah, marwan bin hakam, yazid dan seterusnya. Abdu syam adalah saudara dari hasyim kakek Rasulullah dari bapaknya Abdi Manaf. Jadi Murrah punya, punya anak Qhusai, punya anak Abdi Manaf punya beberapa anak diantaranya ada dua yang ternama namanya Abdi Syam sebagai cikal bakal keturunan abu sopyan, dan Hasyim sebagai cikal bakal keturunan nabi Muhammad. Pertemuan nabi Muhammad dan abu sopyan ada pada kakek Abdi Manaf.

Kelebihan suku abdi syam pendapatnya sangat cerdas, cara pandang yang luar biasa. Ahli strategi didukung oleh IQ yang bagus. Dan mereka sangat berhati hati apa yang di punggung punggung mereka, dalam arti kata mereka sangat berusaha waspada untuk mengetahui apa yang tidak diketahui. Pada segala sesuatu yang tidak diketahuinya maka mereka pasti hati hati dan mencari tahu sedetail mungkin. Kecerdesan suku ini Nampak pada taktik dan strategi memainkan politik.

Selanjutnya jika dirunut lebih jauh, Abdu syam adalah saudara hasyim. Hasyim punya anak namanya Abd Muthalib, lalu lahir Abdullah dan Abu Thalib, dari Abdullah lahir Muhammad Rasulullah, dari Abu Thalib lahir Ali. Jadi umayyah adalah keponakan dari hasyim. Kemudian dari Abd Syam lahir Umayyah, (inilah cikal bakal dinasti bani umayah), Umayah punya dua anak dari beberapa anak, yaitu Harb dan Abul Ash.

Abul Ash punya dua anak yaitu Affan dan Hakam, hakam punya anak namanya Marwan, sehingga dikenal Marwan bin Hakam, sementara Affan punya anak namanya Utsman, sehingga dikenal nama Utsman bin Affan. Jadi, utsman bin Affan bin Abul Ash bin Umayah bin Abd Syam bin Abd Manaf, dan disinilah titik temu kakek antara Utsman bin Affan dan Muhammad Rasulullah. Sementara dari Harb (saudara Abu Ash tadi) lahir Abu Sofyan, kemudian lahir Muawiyah lalu Yazid. Jadi, Abu sopyan keponakan dari Utsman bin affan dan sepupu dua kali Muawiyah dan Utsman bin affan.

WA AMMA NAHNU FA ABDZALU LIMA FI AIDIYANAA WA ASMAHU INDA AL-MAUTI BI NUFUUSINA, WA HUM AKTSARU WA AMKARU WA ANKARU, WA NAHNU AFSAHU WA ANSAHU WA ASHBAHU.

Adapaun kami, BANI HASYIM, paling afzhal paling dermawan terhadap apapun ditangan kami. Dan (Asmah) paling mudah mempersembahkan kematian (berani). Mereka (Abd Syam dan Bani Ma’zhum) memang jauh lebih banyak, dan merka lebih kuat berbuat maker pemberontakan dan licik dalam strategi politik serta melakukan kemungkaran. Sementara kami lebih fasih dan anshoh mengikuti nasehat kebaikan. Wa asbah (lebih terang berwibawa dan bahagia).

Ketiga kekuatan suku ini Nampak dan saling memberi dominasi pada masyarakat dan social politik arab. Inilah yang menjadi factor utama menghalangi dakwah Nabi yaitu Rasisme, kecintaa yang over kepada suku sendiri. Selamanya suku atau kelompok bani-bani itu selalu ingin menjadi yang terbaik. Sehingga tidak heran psikologi alam bawah sadar sudah terbentuk dan Rasisme kembali mencuat setelah meninggalnya Nabi Muhammad. Fakta sejaranya adalah berdirinya Bani Umayyah dan Bani Abbasyiah, padahal keduanya adalah sama sama dalam satu suku Quraish, bahkan abbasyiah adalah masih klan paman Rasulullah.

Banyak yang memusuhi Rasulullah dan keluarganya, factor utama bukan karena aqidah, bukan karena ekonomi, bukan karena ideology, tetapi karena issue Rasisme, selalu menginginkan suku mereka yang terbaik, dan lainnya tidak berarti apa-apa. Dari dinamika politik ini, issue rasisem sangat kental dan kuat, bahkan dikatakan bahwa Rasul dan Ali membentuk keluarga dengan menikahkan fathimah putri Nabi dengan Sepupunya Ali adalah untuk menjayakan suku bani hasyim, keturunan dan bangsa. Seperti yahudi dan nasrani membenci islam bukan karena keyakinan dan akidah. Tapi dari karena Rasisme, mereka meyakini dari agamanya bahwa akan diturunkan nabi terakhir dari sisinya, ternyata nabi pilihan ada pada islam. Begitu juga dengan mazhab-mazhab yang ada di islam. Semua menonjolkan eksistensinya. Sehingga sesudah menerima ajaran yang berbeda dengannya, yang lain pasti kalah dan salah.

       Jakarta, 19 Februari 2019

Comments

Popular posts from this blog

Tips Berbahagia Ala Aristoteles

Hanya Homo Symbolicum yang Memahami USSUL

PESAN SAKTI RANGGAWARSITHA