REVOLUSI KOGNITIF SAPIENS



(Pemikiran Yuval Noah Harari)

By: Farham Rahmat

Santri Milenial

Pustaka bergerak Indonesia (PBI) yang dimotori oleh kakanda Nirwan Ahmad Arsuka berhasil mengundang komentator terbaik Pemikiran Yuval Noah harari dan richard Dawkins Yaitu DR. dr. Ryu Hassan. Jum'at 15 Maret 2019 di aula perpustakaan nasional.

Beliau memulai dengan mengatakan The original of spesies, buku kedua Dari Yuval Noah harari menjelaskan bahwa kita manusia adalah kerabat kera bukan nenek moyang. Namun, Tiba tiba manusia jadi memuncak penguasa rantai makanan. Padahal makhluk terlemah dari postur tubuh adalah manusia, ketimbang binatang buas lainnya.

Hakikat Manusia sebenarnya berasal dari spesies yang tidak penting dalam Sejarah evolusi kemanusiaan. Sehingga agak geli ketika melihat Simbol merasa penting, dan merasa diberi tugas penyelamat bumi. Semua teriakan Save ini, save itu. Padahal Meskipun kita manusia gak ada, tetap aja bumi baik baik saja. Justru manusialah yang merusak bumi.

Lantas, Siapa manusia pertama yang sok sok an merawat bumi ?, jawabannya Tidak ada, karena tubuh kita ini sapiens purba dg sapiens sekarang berjarak ribuan tahun, sebelumnya itu ada makhluk pertama yang hidup bukan dari golongan sapien, melainkan dari bentuk bakteri, yang disebut LUCA. Setelah itu ratusan tahun muncul makhluk hidup hang mirip tikus tapi bukan tikus pada zaman purba dinosaurus. Dari sItulah asal muasal manusia.

Lalu, Kita mengalami revolusi kognitif, dan harari menyebutkan itu karena kebetulan saja. Lebih dahsyatnya lagi, sapien dulu tidak percaya dengan keimanan. Sehingga original sapien adalah tidak percaya agama. Kita bisa berkemajuan sampai sekarang ini, bukan karena keimanan, melainkan adanya revolusi kognitif. Satu contoh, manusia dulu Awalnya makan tumbuhan, lalu daging. Kapan manusia bisa makan, yaitu sisa makanan predator lain, karena tidak mungkin mengalahkan binatang lain jika dihadapkan satu lawan satu.

Setelah itu, manusia Lalu mengenal batu. Untuk memecah tulang mendapatkan sumsum. Kenapa manusia mencapai puncak rantai makanan karena revolusi kognitif tadi. Makhluk yang sadar akan keberadaan dirinya, cenderung selalu berkembang dan mengembangkan diri. Meskipun, juga ada makhluk lain yang berkesadaran seperti Dolfhin, simpanse, orang utan.

Lalu yang membedakan lagi adalah cara mengekspresikan kesadaran diri, yaitu manusia mempunyai komunikasi verbal. Bahasa verbal itu binatang lain juga ada, tapi kita tidak tahu saja, namun tidak mampu merekam dalam keadaran. Itulah hebatnya sapien  manusia, karena mampu untuk keduanya. Meskipun Bahasa yang berkembang itu karena menyampaikan bukan makna sesungguhnya, sehingga manusia dengan kekuatan bahasa verbalnya banyak yang bohong.

Kemduian setelah batu, manusia menemukan api. Dan mereka makan umbi umbian sebelumnya, ketika api menyentuh daging buruan, mereka sadar ternyata dagingnya dimakan lebih lunak ketimbang tidak di bakar. Ada 8 sampai 10 jam waktu hanya untuk mengunyah makanan sebelum ditemukan api. setelah ditemukan api, hanya memerlukan 2 jam saja dalam satu hari untuk mengunyah. Sisa Waktu lainnya digunakan untuk ngobrol biasa.

Salah satu spesial manusia juga adalah Kekuatan membuat Fiksi. Manusia bisa intim jika intim pada komunikasi, diperlukan fiksi untuk menyatukan itu. Diperlukan fiksi untuk mengendalikan satu komunitas besar. Harari menjelaskan tentang kesepakatan bernegara. Saya contohkan indonesia itu ada pada saat 17 agustus 1945, jam 8 belum ada, jam 9 belum ada, seketika jam 10 Tiba tiba ada indonesia dan banyak orang yang rela mati untuk indonesia.

Ini bukti kalau Fiksi itu ada, indonesia ini ada, berdasrkan Fiksi menurut harari bersandar pada kategori reality. Ada Realitas objektif, cirinya bisa observasi dan mengkonfirmasi, seperti kita melihat buku. Sementara sakit gigi adalah realitas subjektif, karena Tidak diketahui oleh orang lain. Bahkan dokter tidak bisa merasakan. Hanya bisa menjelaskan penyebabnya. Yang tahu hanya Yang sakit itu saja.

Ada lagi realita intersubjektif, contohnya Seperti indonesia. Lalu mereka bekerja di ranah fiksi dengan membangun kerjasama Lembaga negara yang dibangun atas fiksi. Bahkan Keluarga juga adalah fiksi dan semua organisasi yang ada tidak terlepas dari fiksi. Syarat keberadaan kerjasama dalam fiksi jika kita sepakat untuk berbohong. Fiksi juga masuk dalam agama sehingga kita rela berjuang untuk mempertahankan fiksi itu sampai mati, begitupun Mazhab, kelompok, bahkan club sepak bola, kita sering bertengkar gara gara mempertahankan kefiksian kita masing masing.

Kemudian Mengapa disebut revolusi kognitif ? Kita saksikan Berlangsung kebudayaan lebih cepat ketimbang evolusi biologis. Empat kali kita mengalami revolusi kognitif dari manusia paling rendah dibawah rantai makanan lalu memuncak menjadi raja di rantai makanan. Padahal manusia makhluk lemah, mengapa ? karena manusia bisa bekerjasama. Sementara binatang lain tidak bisa. Lalu dari mana dagangannya kerjasama itu ? Yaitu manusia punya algoritma kesadaran. Selanjutnya dijelaskan tentang Algoritma kesadaran pada tidak berikutnya

Jakarta, 16 Maret 2019

Comments

Popular posts from this blog

Tips Berbahagia Ala Aristoteles

Hanya Homo Symbolicum yang Memahami USSUL

PESAN SAKTI RANGGAWARSITHA