ADA RINDU DI BULAN APRIL

"SEPENGGAL KISAH DI BULAN APRIL"

(Selamat Ulang tahun AL Dewi Alwiyah Idris yang ke 26)

April kelabu,mengundang canda tawa bahagia, juga risalah resah membuai di bulan ini. Walaupun 12 bulan berjejer  rapi, dengan keistimewaannya sendiri, april moment lengang. Ada banyak makna dan kisah terkandung. Tepat tanggal 04 april itu kian membelah waktu, terhempas dan bergantung di langit, tinggal cerita.

Handphoneku beredering panjang, masih merek nokia model lama. Suaranya hanya nada sedikit beraturan. Aku melihatnya, Al menelfonku. Tidak berfikir panjang spontan pencet tombol hijau, tanda menjawab. “Kak... bisakah kau menemaniku satu hari ini ?”. “bisa” jawabku penuh tanda tanya.

Hari itu cerah, matahari membakar legam, cekatan aku mulai menyalakan mesin motor. Sepanjangan perjalanan lima kilometer jarak rumahku dan rumah Al. Bisikan hati itu masih membuana “ada apa ya ? tiba tiba menelfon dan minta ditemani satu hari full ?”. tidak memperdulikan, tangan kananku memutar gas, laju motor semakin kencang berlari. Hanya butuh 60 detik kali lima sampai di rumah Al.

Perlahan parkir motor di depan rumahnya, aku ingat persis, pas di bawah pohon mangga pinggir jalan. Jalan itu menghubungkan tiga kecamatan, tutar, luyo dan campalagian. Menginjakkan kaki di atas anak tangga, satu per satu anak tangga itu mengakibatkan getaran rumah. Saya yakin betul Al merasakan kehadiranku. Tidak langsung masuk, duduk sejenak di depan pintu memandangi kendaraan lalu lalang. Terdengar suara “Masuk ki...!” Al sementara merapikan jlbabnya. “Sudah lama ?” pertanyaan pertama dari Al. Belum, saya baru sampai rumah, jawabku datar.

Ruang rumah sempat hening, tubuhku kaku masih penuh tanda tanya. Al keluar dari kamar sambil tersenyum indah, duduk tepat di hadapanku. Saya bertanya “mama ada ?” tidak, dia keluar, jawab Al sambil bertiup keatas arah jilbabnya “mau kemana kita hari ini ?” tanyaku lagi. Pergi makan, jawaban Al singkat. Hendak turun dari rumah, kami mengambil helm, motif helm Al berwarna putih bercorak merah kumbang. Dengan hati hati memutarbalik motor dan kembali menyalakan mesin.

Saat melaju, di atas roda dua, tiba tiba teringat tanggal 04 April itu. “Haaaaaa.....” “Hari ini ternyata ulang tahun Al yang ke 21 tahun”. Hati berbisik dan sedikit menyesal, mengapa baru teringat sekarang. Belum ada persiapan, kado atau surprise dan sebagainya untuk Al. Saya bertanya pura pura “ada apa dengan hari ini ya?”. Al menjawab, kali ini sedikit menggerutu, “Kan hari ini hari ulang tahunku Kakak...”. oh iya, aku ingat. Tapi saya tidak punya persiapan untuk perayaan itu ade. Maaf. Itulah mengapa saya mengajakmu untuk jalan hari ini full day. Jawab Al meyakinkan.

Kami melaju diatas dua roda itu, namun tetap menjaga jarak dan tidak sedikitpun bersentuhan. Prinsip ke-iffah-an dan kesucian perempuan adalah masalah prinsipil dan mahkota satu satunya. Demikian pelajaran yang diturunkan ibunya kepada Al. Ditambah kajian gender yang didalaminya semasa kuliah. Tidak terasa, sampai pada tujuan. Kunjungan pertama adalah tempat wisata yang berada tepat di campalagian. Saat itulah Al bergumam “kak… di hari ulang tahunku, aku tidak menginginkan apa apa darimu, apapun dan bagaimanapun itu. Ku hanya ingin engkau menemaniku seharian. Tidak ada rasa yang paling diidamkan seorang perempuan, kecuali kebahagiaan”.

Aku terdiam, sesekali burung gereja melintas, hendak menyapa kondisi yang hening. “iya ade”. Al melanjutkan, “Saat saat ini adalah moment kebahagiaanku, jangan rusak dengan hal konyol. Sebab 04 april ini bisa jadi adalah hari ulang tahun terakhirku”. Pesan yang sedikit mengancam namun penuh makna.

Setiap orang memiliki waktu special, ditandai dengan hari ulang tahunnya. Mengulang kembali hari dimana dia lahir. Pilihan waktu sudah digandengkan oleh sang maha waktu kepada setiap manusia yang lahir. Diwadahi oleh ruang dan tak seorang pun mampu mengulur waktu kapan dia akan lahir, bahkan teori relativitas Einstein sekalipun.

DO'A TERBAIK UNTUKMU AL.
Semua kita mencintaimu.

Jakarta, 04 April 2019.

Comments

Popular posts from this blog

Tips Berbahagia Ala Aristoteles

Hanya Homo Symbolicum yang Memahami USSUL

PESAN SAKTI RANGGAWARSITHA