KULTUR MASYARAKAT MANDAR YANG SUFISTIK (Kajian tasawwuf mandar Annangguru Habib Ahmad Fadhl Al-Mahdaly)



Oleh:

Alan

Santri Millenial

Giliran Habib Ahmad Fadhl Al-mahdaly memberikan petuahnya, beliau memulai dengan pesan orang tua dahulu, “Mua lessea lumamba, na maullung nawan, dao pettule, salili’u mo’o tu’u itingo” Jika aku telah pergi, sementara awan mendung, jangan bertanya lagi, itu adalah tanda kerinduanku. Makna rindu, kerap kali dibahasakan dalam nuansa alam seperti awan. Selain itu, ada juga yang meluapkan rindunya kepada ombak lautan atau semilir angin yag berhembus.

Kerinduan orang dahulu mencapai maknawiyat, jauh lebih mendalam ketimbang generasi zaman now. Pengaruh digital membuat kita semakin terikat dengan simbol, tidak heran makna rindu yang dirasakan anak zaman now sangat hambar, mandar menyebutnya “Matawar”. Bagaimana tidak, jika anak sekarang merasakan rindu, spontan dibahasakan dalam bentuk simbol seperti emoticon, chat WA, kadang-kadang diumbar ke dunia sosial melalui Facebook semua orang tahu, bahkan kebanyakan langsung ketemuan. Dunia simbol ini disebut simulakra yang membunuh maknawiyat.

Syair-syair mandar sering dilontarkan, pun juga Posasi mandar (Pelaut mandar), ketika sang istri memberi pesan kepada suaminya “Mua’ nalambao sasi kama’na, annai dzini sambare alawemu, bawai toi sambera alaweu mating, anna dao biu-biu lao di sasi” (Jika engkau hendak pergi ke tengah lautan, titipkan sebagian jiwamu disini, dan bawa sebagian jiwaku pergi, agar engkau tidak merasakan kesepian disana). Pengetahuan orang mandar, sering terlihat berbentuk syair, namun menggambarkan hakikat maknawiyat.

Syair ini terlahir dari orang tua dahulu yang bepergian meninggalkan rumah, maka seseorang menanyai “Jangan sering pergi-pergi bapak, kondisimu sudah menua, nanti terjadi hal yang tidak diinginkan”, orang tua itu menjawab “saya tidak akan celaka apalagi sampai meninggal dunia dalam perjalananku nak.., sebab aku telah titipkan sebagian jiwa ragaku di rumah ini, saya hanya pergi dan membawa sebagiannya, Insya Allah sebagian itu akan saya jemput kembali”.

Terkadang kita heran melihat fenomena hari ini, sedikit-sedikit kecelakaan, bahkan banyak yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Mengapa demikian ? itu karena “Indangi taratte miakke’na” Tidak tertib dan tenang keberangkatannya. Dalam ilmu orang dahulu, dikenal istilah “Dao piakkeq kabe’ mua indano tanda memang” Jangan berangkat sebelum tiba terlebih dahulu, makna keberangkatan harus dengan ketenangan dan ketertiban.

Begitupun dengan anak muda yang mengalami kasmaran, harusnya syair dan pengetahuan orang dulu, dijadikan pelajaran dalam berpacaran, artinya jika saling mencinta jangan bawa semua jiwa ragamu kepada sang kekasih, karena ketika anda putus dan berakhir, maka anda sendiri yang akan stres dan jiwa tertekan, karena semua jiwa ragamu telah engkau serahkan kepadanya, sehingga berakhirnya adalah ketiadaan jiwa ragamu sepenuhnya. Ilmu orang dahulu itu diaplikasikan dalam paissangan. Artinya ada sufi yang telah mengajari mereka, mereka sering menyebutnya Panrita (Annangguru).

Orang mandar itu bercorak sufistik, mereka mempraktekkan tasawwuf melalui akhlaki, tidak tahu berteori sufi, namun bahasa dan perilakunya sangat sufistik. Satu Contoh: KH. Sahabuddin, kanneq’na (Nenek) Annangguru Lawi. Jika pergi mencari ikan sudah menjadi tradisi muridnya-muridnya biasa ikut. Jika muridnya mendapatkan ikan besar, maka guru berkata “Lappasangi todzi kabe’ apa kindo'na bau itingo, naitai manini ana’na“ lepaskan ikan besar itu, karena itu ibu ikan, kasihan dicari anaknya. Ketika Ikan kecil yang didapatkan muridnya, guru juga berkata “lappasangi toi iting kabe’o, apa bau keccu itingo, ana’ bau, naitai manini kindo’na” lepaskan karena itu anaknya ikan, nanti dicari sama ibunya. Jadi ikan seperti apa yang bisa ditangkap ?, guru menjawab “Ikan yang masih remaja”.

Cultur kehidupan masyarakat mempercayai bukan logika dan akal sehat saja menjadi tolak ukur kebenaran, melainkan juga ada pada kebenaran alam. Bahkan alam lebih hebat dari pada kalian (manusia), karena alam sifatnya natural, tidak ada intrik apalagi tipu-menipu. Orang dulu itu belajar kepada alam. Satu contoh lagi, semut yang berkerumun, orang tua biasa memberi pesan “Alai sare-saremu kabe, apa na urangi’” amankan jemuranmu nak, sebentar lagi hujan. Mereka sangat akrab dengan alam sehingga tanda-tanda itu nampak dan tersingkap. Tidak heran, mereka selalu meminta izin kepada alam.

Ketika Mappaleu loka (Memanen pisang), mereka tidak melakukan perbuatan kasar, tidak menebas dengan amarah, melainkan dengan cinta, mereka percaya bahwa alam juga memiliki tata krama dan mempunyai jiwa, apapun bentuk interaksinya, jangan sampai menyakiti jiwa alam itu. Itulah mengapa kambing, ayam, sapi, sebelum disembelih harus diberikan air wudhu dan berwudhu, apakah mereka akan sholat atau bagaimana?, itu gambaran betapa kita harus menjaga tata krama dan sopan santun kepada alam.

Begitupun jika masyarakat dulu pergi melaut, mereka meminta izin kepada ombak dan gelombang, mereka berkata “Merau addapanga lembong’a apa na ueras o tu’u mating’a” Kami minta maaf wahai ombak, sebab akan kami sayat tubuhmu dengan laju kapal ini. Kultur orang dulu itu selalu izin kepada alam. Hari ini, minta izin sudah sangat jarang kita temukan. Metabe ke orang tua saja, itu sudah hampir hilang di kehidupan generasi zaman now. Apalagi kalau sampai mencium tangan kedua orang tuanya. Sopan santun dan tata krama, sudah memudar seiring berkembangnya zaman.

Orang mandar ketika membuat/kapal, mereka mengenal istilah (Sikkarruang) mentajallikan diri. Untuk apa ? untuk mengetahui posisi para Nabi diatas kapal. Nabi Sulaiman berada di kepala kapal sebab akan menjaga harta kekayaan, hasil laut yang didapatkan disimpan di depan (kepala kapal), Nabi Sulaiman terkenal dengan kekayaannya, sehingga layak menjaga harta hasil laut. Nabi Ibrahim ditengah, karena sikkarruang, bertajalli dengan pemilik rumah (Inna awwala baitin budi alannasi bi bakkata). Nabi nuh, di buritan, menjadi nahkoda karena yang telah membuat perahu/kapal.

Dimana posisi Rasulullah ? sikkarruangna (Tajalli) Nabi Muhammad berada di tiang kapal, karena satu-satunya bagian kapal yang menjulang tinggi connect kepada Allah, masyarakat mandar mempercayai hanya Rasulullah yang mempunyai kekuatan connect langsung kepada Allah, meskipun Nabi-Nabi yang lain juga demikian. Makanya jika ada petaka atau masalah besar di tengah lautan, apakah itu ombak yang begitu besar, atau angin topan menerjang, atau bahkan makhluk laut yang marah, solusi dalam keadaan terdesak itu, semua awak lari memeluk tiang kapal. Bahasanya “Na sikkarruangi alawena Nabitta Rasulullah” Mentajallikan dirinya dengan Rasulullah. Dengan solusi itu, mereka haqqul yakin akan selamat, sebab Rasulullah akan menyampaikan masalah itu kepada Sang Maha pemberi rahmat, tidak ada petaka atau ancaman sebesar apapun, jika Allah yang memberi Rahmat.

Satu lagi, kultur mandar dalam pernikahan, terkenal dengan bahasa “Indani na solangan, mua indani na perau hallal kandi’na, tidak akan bersenggama, jika belum meminta kehalalan dari ridho perempuan. Jika sudah ridho dan halal, maka “Dibasei lette, dibacangi shalawat” mencuci kaki sang istri disertai dengan bacaan sholawat, kemudian sisa air itu ditabur ke sekeliling rumah, niatnya adalah agar rumah tangga berkah, aman nan sejahtera, tidak pernah celaka diganggu oleh orang lain atau makhluk lain, atau perkelahian internal keluarga.

Juga ada kisah orang tua, yang sedang menghadapi sakaratul maut, dia menyuruh anaknya untuk meracik dan membuat lokasari (Sayur pisang). Anaknya bertanya “Kenapa pak, bukankah bapak sudah tidak bisa makan lagi?”, sang bapak berkata “Nak... saya memang sudah tidak bisa lagi makan, namun saya punya utang sayur pisang ke tetangga, buat dan berikan kepada mereka”. Anak berkata “Bagaimana caranya berutang sayur pisang pak?” bapak menjawab, “Bapak pernah melihatnya lewat di depan rumah, dan bapak hendak menyuguhi sayur pisang namun terlambat, dia sudah terlewat jauh dari rumah, dan itu adalah utang saya kepadanya”

Sang anak kembali bertanya “Kan tidak apa-apa pak, mereka juga tidak tahu kalau bapak berniat untuk memberinya sayur pisang” Bapak memberitahu “Iya nak, mereka memang tidak tahu, namun niatku sudah diketahui oleh Allah, dan itulah yang membuat saya malu dihadapan-Nya kelak bapak menghadap”. Kasih sayang kepada sesama sangat kental dan bermuatan rahmat, bahkan pada kondisi seperti itu, masih bisa memikirkan orang lain. Pemahaman orang dahulu seperti ini sering kita dengar dengan bahasa “Iyapa namacoa  pappejappu lao di Puang, mua’ dipecoai’i amasayangan ta lao dzi rupa tau” Hubungan dengan allah membaik, jika hubungan kepada sesama harmonis.

Cari pengetahuan orang tua kita dahulu, mereka dalam berbuat berinteraksi dengan manusia dan alam selalu dengan cinta, sebab paham kemandaran selalu menyertakan Allah dalam kesehariannya, tidak pernah terputus dalam 24 jam. Ini senada dengan perkataan sayyidina Ali, “Semua yang aku saksikan adalah Allah, dan saya tidak akan pernah menyembah sesuatu yang tidak aku lihat” mari kita kembalikan sufi kemandaran dalam konteks kekinian, dan jangan bawa fiqih dalam dunia sosial, pendekatan tasawwuf akan menghadirkan ketenangan jiwa dan kesejahteraan sosial.




                                               Luyo, 3 Juli 2019

Comments

  1. mantap kanda. lanjutkan terus menulisnya

    ReplyDelete
  2. RajaBandarQ
    Adalah website yang paling digemari saat ini oleh para pecinta judi online
    Dengan adanya 8 game terbaik yang disediakan oleh pihak website RajaBandarQ , akan banyak mengundang para pecinta judi poker online untuk bermain diwebsite RajaBandarQ

    9 Game Yang disediakan oleh pihak RajaBandarQ diantaranya adalah :

    * AduQ
    * BandarQ
    * Bandar Poker
    * Bandar 66 ( New Games )
    * Capsa Susun
    * Domino QQ
    * Poker
    * Sakong
    * Perang Baccarat ( New Games )

    Keunggulan jika bergabung di website RajaBandarQ :

    - Proses Deposit dan Withdraw Hanya 2 Menit
    - 100% Mudah Menang & Fairplay Game
    - Minimal Deposit & Withdraw Rp 20.000,-
    - Bonus Rollingan 0.3% (Tanpa Syarat)
    - Bonus Referral 20% (Seumur Hidup)
    - Bonus Extra Refferal
    - Sistem Keamanan Terbaru
    - Support 6 Bank Local ( BCA , BNI , BRI , CIMB NIAGA , DANAMON , MANDIRI )

    Kami Memberikan Bukti Bukan Janji !!!

    Baca Juga Blogger Kami :

    - Blogger : Cerita Dewasa

    - Blogger : Raja Berita889

    - Blogger : Bandar Berita Harian

    - Blogger : Panduan Judi Online

    - Blogger : RajabandarQ

    - Blogger : Berita Online Terapdate

    - Blogger : Berita Kesehatan

    Tunggu apalagi ? Daftarkan diri anda segera juga dan menangkan jackpot jutaan rupiah hanya dengan modal Rp 20.000,-
    Hanya Di RajaBandarQ

    Contact Us:
    Live Chat : RajaBandarQ
    Whatsapp : +855-88-2290-441
    Telegram : +855-88-2290-441
    Line : cs_rajabandarq

    Join : >>DAFTAR RAJABANDARQ<<

    ReplyDelete
  3. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips Berbahagia Ala Aristoteles

Hanya Homo Symbolicum yang Memahami USSUL

PESAN SAKTI RANGGAWARSITHA