HIKMAH ISRA' MI'RAJ: BERENANG JAUH


(Hikmah Isra' Mi'raj) 

Ada Dua Hikmah Isra Mi'raj yang disampaikan Oleh Dr. Muhammad Zain pada acara Memperingati Isra' Mi'raj sabtu, 13 Maret 2021 di Masjid Besar Nurul Amin Desa Baru Kec. Luyo. Pertama tentang Pentingnya kita berenang jauh.

Peringatan Isra' Mi'raj yang dihadiri oleh Ketua DPRD Polewali mandar H. Jupri Mahmud juga H. Samsul Mahmud selalu Ketua Golkar Kabupaten Polewali mandar. Juga banyak tokoh masyarakat hadir, dari Kementrian agama, Madrasah bahkan majelis ta'lim pun ikut meramaikan. Menarik pembahasan Hikmah Isra' Mi'raj, kita mulai dari Ayat ini. 

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa" 

(QS. At-Taubah: 36)

Al-Asyhur al-Hurum bulan-bulan mulia ada empat dalam islam, didalamnya mengharamkan peperangan. Dzulqaidah, Dzulhijjah, Rajab dan Muharram. Isra Mi'raj adalah fenomena yang luar biasa, dan itu ada di Bulan Rajab. Bulan Rajab itu seperti sawah tempat kita menanam, disana kita menanam kebaikan. 

Lalu bulan sya'ban adalah bulan untuk merawat tanaman dan Bulan Ramadhan adalah waktu kita panen hasil. Kalau mau panen banyak di bulan Ramadhan harusnya kita banyak menanam bulan ini. Hari ini harus kita mestinya beramal yang banyak, agar nanti bisa memanen pahala di Bulan Ramadhan, bukan menunggu Ramadhan untuk berbuat baik, apa yang mau dipanen? 

Menarik kita perhatikan diksi yang dipakai dalam Al-Qur'an Surah Al-Isra ayat 1 tentang Isra mi'raj dimulai dengan Kata "Subhana". Tidak banyak ayat yang memakai diksi ini. Itu artinya menyampaikan hal-hal yang luar biasa. Satu akar kata dengan السباحة artinya "Berenang"

Kalau berenang pasti menjauh, menjauh dari daratan. Perjalanan Nabi itu sangat Jauh. Bukan hanya dari mekkah ke Palestina. Tapi langsung ke langit lapisan ketujuh. Ada tafsir lain mengatakan bahwa diksi "Aqsa" itu artinya jauh tak terhingga. Masyarakat mandar dikenal dengan manusia As-Sibahah, manusia Perenang dan pelaut ulung yang pemberani.

Hadits Nabi Riwayat Al-Baihaqi mengatakan:

عَلِّمُوا أَبْنَاءَكُمُ السِّبَاحَةَ وَالرَّمْيَ

"Ajarilah anakmu berenang dan memanah

Berenang itu berani menantang ombak. Jika ada orang yang ari-ari anaknya ditanam di kampung, justru ari-ari anak itu mesti dihanyutkan, dibungkus sabuk kelapa lalu dibawa ke laut untuk dilepas di luasnya lautan, kenapa begitu? Supaya anak itu punya karakter petarung dan suka pergi merantau untuk menimba ilmu. Lalu jika sudah hebat, baru pulang ke kampung untuk mengabdi kepada masyarakat. 

Semua ulama besar pasti dan akan selalu pergi belajar, merantau di tanah orang. Contoh Guru kita Imam lapeo, beliau bersahabat dengan Hasyim asy'ari, dan Ahmad Dahlan ketika beliau masih belajar di pulau Jawa dan madura. Lalu melanjutkan perjalanan intelektualnya  ke Mekkah kemudian ke Istambul turki. Disanalah beliau belajar tarikat Syaziliah kemudian diajarkan di tanah mandar. 

Ada juga K.H. Muhammad Arsyad, atau dikenal dengan nama K.H. Maddappungan. Beliau melakukan rihlah ilmiah ke mekkah pada umur yang masih muda, disana K.H. Maddappungan bertemu dengan syekh Said Al-Yamani, karena keduanya sangat bersahabat maka kemudian namanya diabadikan pada pondok pesantren Hasan Yamani mengambil dari nama putranya Hasan Al-Yamani

DR. Nawawi Yahya dari Manjopai desa Karama, melakukan diaspora ke Mesir, berhasil mencapai gelar Doktor pertama se asia tenggara di Al-Azhar University kairo. Dia adalah Doktor yang disertasinya sangat lengkap tentang pembahasan zakat. 

K.H. As’ad atau dikenal dengan nama H. Daeng yang berasal dari tinambung, beliau juga melakukan rihlah ilmiah ke Mekkah. Kemudian H. Muhammad Sholeh pendiri tarekat Qodiriyah Indonesia timur, lama di makkah dan berguru langsung kepada Syekh Muhammad Alwi Al-Maliki Al-Hasani

Semua Ulama Mandar yang Besar ini, sudah melakukan perjalanan As-sibahah jauh dari kampung halamannya. Rasulullah dalam peristiwa Luar biasa ini, juga melakukan perjalanan yang dahsyat. Semua itu dilakukan untuk mengupgrade kualitas pada Nabi.

Maka tidak berlebihan kalau kita mengatakan bahwa orang yang melakukan perjalanan jauh, merantau untuk menimba ilmu, meninggalkan kampung halaman adalah cara untuk mengupgrade kualitas spritual dan intelektual seseorang.  Hikmah yang kedua akan saya lanjutkan pada Tulisan Berikutnya. 

Wallahu A'lam


                                          Baru, 13 Maret 2021

Comments

Popular posts from this blog

Tips Berbahagia Ala Aristoteles

Hanya Homo Symbolicum yang Memahami USSUL

PESAN SAKTI RANGGAWARSITHA