CIRI ORANG YANG TIDAK BERKAH HIDUPNYA, SEMAKIN LAMA HIDUP, SEMAKIN BANYAK MUSUHNYA

Inti halal bi halal adalah Silaturahmi. Sufi besar asal Indonesia Yusuf Al-Makassari mengatakan bahwa inti agama adalah Ma'rifatullah, dan inti Ma'rifatullah adalah Silaturahmi. Semakin tinggi ilmu agama orang, semakin kuat sosialnya. Semakin dalam ilmu agamanya, semakin bagus kemanusiaan nya.  Jika ada orang berilmu namun tidak bagus hubungan kepada sesama manusia, bearti ada yang salah dalam ajaran islamnya.

Bicara tentang Silaturahmi dan Persaudaraan, maka Ukhuwah ada tiga, Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah dan Ukhuwah Basyariyah. Kita mulai dari khuwah Islamiyah, persaudaraan sesama muslim. Selama masih Tuhannya sama, Rasulnya sama, Kiblatnya sama, Qur'annya sama itu adalah saudara Islam kita. Beda politik itu hanya nomor kesekian. Kita saling memaafkan, tidak mengenal warna politiknya.

Itulah mengapa semua dimaafkan di hari raya, kecuali 3 orang, Musyrik, Durhaka kepada Orang tua dan Banyak benci dan dibenci orang lain. Memaafkan dalam al-Qur'an ada dua diksi. Pertama, Shafhah dan afwu. Shafhah masih satu asal kata dengan Mushafahah, dia seperti menghapus kesalahan dengan tipe X. Menghapus namun tetap berbekas. Seperti contoh "Saya memaafkan orang itu, tapi sakitnya tuh disini" Ada juga al-Afwu, dan ini dianjurkan oleh Qur'an. Menghapus tanpa bekas. Melupakan semua kesalahan tanpa bekasbekas, memaafkan tanpa syarat.

Yanh sudah, biarlah berlalu. Gesekan dalam kehidupan bernegara dan berdesa kita lupakan. Hakikatnya Demokrasi itu seperti layang-layang. Pada saat ingin terbang, kita beda beda. Namun ketika layangan sudah naik, maka semua kita satu tujuan. Dunia demokrasi pasti ada gesekan, namun setelah pelantikan yang terpilih, sudah tidak ada lagi perbedaan. Seperti Jhon McCain lawan berat barack Obama, pernah mengatakan di malam penentuan presiden: "Malam ini, semua pendukung ku, dukungan lah Barack Obama"

Kedua, Ukhuwah al-Wathaniyah. Siapapun dia, mulai dari sabang sampai merauke, meskipun kita beda ras, beda etnik, beda bahasa, beda suku, namun kita sama-sama Indonesia, kita lahir di di tanah yang sama, dirawat oleh ibu pertiwi yang sama, disatukan oleh Republik yang sama. Sehingga kita wajib menjunjung tinggi kehormatan nya.

Ketiga, Ukhuwah Al-Insaniyah. Manusia itu tercipta dari ruh yang sama, jiwa yang sama dan materi yang sama. Jika ada manusia yang sakit namun tidak merasakan sakit, berarti ia bukan manusia. Kalau ada orang jatuh naik motor di depan rumah jangan periksa KTP nya, baru ditolong. Apakah ia islam, atau non islam, Indonesia atau non Indonesia kita wajib menolongnya, karena kita sama-sama lahir dari  Hawa dan menjadi anak-anak Adam.

Ini sangat penting bagi adek-adek yang sementara dalam proses belajar. Perbanyak saudara dan teman. Karena 90% Orang sukses bukan karena kepintarannya, tapi karena temannya, ini dikutip dalam buku Daniel Goleman "Sosial intelegence". Seumur hidup saya tidak pernah ranking dua. Selalu ranking 1. Namun ketika masuk duniakehidupan nyata, ternyata hanya 10% ilmu itu diperlukan. Selebihhya adalah teman. Ciri ciri orang  berkah hidupnya, semakin lama ia hidup, semakin banyak temannya. Yang tidak berkah itu makin lama hidup, makin banyak musuhnya.

Kalau banyak teman, kemana mana kita enak dan longgar dalam bergerak. Sebaliknya kalau kita punya banyak musuh yang kita benci, sempit dan tersiksa kita bergerak. Kalau ada kampung yang di masjid banyak orang tua, itu ciri masyarakatnya do'a do'a akan dikabulkan. Orang tua makin dekat dengan Langit. Namun kalau kita lihat kampung pemudanya bergeliat, maka itu tanda sudah hidup peradaban disana.

Saya katakan Ini semua, bukan hanya omong kosong belaka, ia lahir dari teori beberapa buku yang sudah terbaca. Waktu masih kecil sudah belajar kepada Guru di Bonde, masih kecil sudah tamat beberapa kitab, seperti Safinah An-Najah, Fathul Qorib, Fathul Muin. I'anah at-Thalibin, Bidayah Al-Mujtahid, tanbih al-Ghafilin, Kitab Nahwu Jurumiyyah dan sebagainya.

Terakhir, mengutip dari Ulama Besar Thaha Husein, beliau mengatakan bahwa Pendidikan itu seperti udara. Oleh karena itu, semua orang berhak menikmati pendidikan. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan gratis. Beasiswa, dana BOS semua harus dioptimalkan untuk pendidikan. Saling menyemangati satu sama lain. Perbanyak saudara dan kurangi kebencian, lalu kita saling bahu membahu untuk pendidikan lebih baik.

Ingat, tujuan pendidikan hanya satu, yaitu membentuk manusia yang otentik, bukan hanya pintar dan menyelesaikan buku-bukunya. Kita surplus orang pintar. Tapi kita sangat  kurang orang jujur. Akhir kata Dr. Muhammad Zain: "Saya waktu ingin dilantik jadi pejabat kementrian, terus terang, saya tidak punya uang. Karena kalau saya menggunakan uang dalam segala hal artinya kita telah mengkhianati pelajaran dari Guru bertahun-tahun. Karena manusia Otentik itu adalah kata dan perbuatannya selaras"

Comments

Popular posts from this blog

Tips Berbahagia Ala Aristoteles

Hanya Homo Symbolicum yang Memahami USSUL

PESAN SAKTI RANGGAWARSITHA