COLLAPSE: Keruntuhan dan Kejayaan, Bagaimana Sikap Terhadap Lingkungan
Sepanjang sejarah Manusia. Ratusan peradaban mulai bangkit, namun juga ratusan peradaban juga mengalami keruntuhan. Penyebab bangkitnya peradaban Jared Diamond menyebutkan beberapa alasan dalam bukunya, yaitu Guns, Germs dan Stell. Ketiga point ini menjadi syarat utama dalam kebangkitan peradaban.
Ketika Pizzaro dan Atahualpa Kaisar Inca Ke-13 bertemu dalam peperangan Spanyol melawan Inca. Perang yang dimenangkan oleh Spanyol, hanya satu terluka, sementara Pasukan Inca gugur 200 jiwa dan ratusan lainnya luka. Ini karena Persenjataan spanyol memadai. Mereka menggunakan Meriam dan senjata dari besi.
Dua Kekaisaran besar bertemu di Cajamacra, yang menarik dua perbandingan kekuatan. Spanyol dipimpim tiga tokoh Fransisco Pizzaro, Hernando Pizzaro, Hernando De Soto. Sementara Kekaisaran Inca hanya dipimpin oleh satu tokoh Atahualpa. Pasukan Spanyol 106 Infanteri, 62 Kavalery, 4 Meriam dan 12 Arquebuses. Sementara inca punya pasukan 800 orang tak bersenjata, hanya puluhan bersenjata ringan. Ini artinya bangkit tidaknya sebuah peradaban ditentukan oleh Besi, senjata dan Kuman (Guns, Germs and Steel)
Sementara, ada Lima faktor bisa mempengaruhi kelestarian atau keruntuhan peradaban, yaitu kerusakan lingkungan, perubahan iklim, pengaruh peradaban musuh, pengaruh peradaban sahabat dan paling penting adalah tanggapan masyarakat terhadap masalah lingkungan. Baiklah, coba kita perhatikan masalah lingkungan.
Buku Collapse ini mengajak kita memahami patung-patung baru raksasa di pulau paskah yang sudah lama punah. Begitu juga reruntuhan di pemukiman Viking di Amerika Utara dan Pulau Maya di Amerika Tengah. Bahkan sampai pada krisis tanah berujung pembantaian di Rwanda, juga ada bom waktu masalah lingkungan di China dan Australia.
Patung Moai di pulau Paskah berjumlah lebih 1000, beratnya lebih 86 Ton, tingginya mencapai 10 meter setiap patung. Terletak di sepanjang pesisir, padahal letak bebatuan dari lokasi lumayan jauh di tiga kawah yang berbeda. Bisa dibayangkan berapa banyak pepohonan ditebang untuk pembangunan patung tersebut. Patung sengaja dibuat karena kompetisi dan hadiah kebanggaan. Inilah yang memicu punahnya peradaban pulau paskah, kerusakan lingkungan, pepohonan habis dibabat.
Bangsa Maya Amerika Tengah juga collapse, kota-kotanya di tinggal kosong dan ditumbuhi hutan belantara. Supaya mampu menyiapkan cadangan air, warga Maya bermukim dekat dengan Cenote (Lubang yang terbentuk karena runtuhnya batuan kapur langsung ke tanah) Ada 7.000 lebih Cenote di Yucatan Meksiko. Inilah yang menyebabkan banjir besar-besaran ketika curah hujan tinggi. Air hujan langsung mengakses bawah tanah. Begitu juga Bangsa Pueblo Anasazi mengambil keputusan yang salah meninggalkan perkampungan mereka, sehingga tidak mampu beradaptasi dengan cuaca dan lingkungan.
Bangsa Viking di Amerika Utara, juga mengalami Collapse. Diakibatkan Kerusakan lingkungan, perubahan iklim, respon yang salah tidak didasari dengan literasi. Budaya yang tidak adaptif serta masyarakat yang saling bertikai. Seperti islandia, dikenal dengan Greenland tapi ditutupi es dan rerumputan, karena respon terhadap lingkungan kurang diperhatikan sehingga ia collapse.
Bangsa Haiti/Dominika collapse karena tidak mampu mengantisipasi Gempa bumi dan cara bertahan hidup setelah itu. Bangsa Rwanda di afrika collapse karena peperangan terjadi antara suku Hutu dan Suku Tutsi. Penyebabnya kekurangan perserdiaan makanan di wilayah masing-masing sehingga saling merampas dan berperang. Pengaturan sumber daya alam tidak berimbang dan tidak lestarinya alam, serta pengolahan tanah yang tidak cerdas.
Begitu banyak bangsa, suku yang collapse karena tidak memperhatikan lingkungan. Bisa kita sebut juga China yang pernah terjadi polusi udara, baru baru juga Covid-19. Belum lagi kekeringan pernah melanda Australia. Namun ada juga contoh sukses di Jepang Zaman Tokugawa yang menjaga negrinya tetap hijau dan presiden Republik Dominika yang melestarikan lingkungan nya dengan tangan besi.
Singkat kata, collapse atau jayanya sebuah bangsa dan suku akan ditentukan bagaimana lingkungannya, dan bagaimana respon kita terhadap lingkungan. Jika tidak memperhatikan lingkungan, tinggal tunggu sebuah kehancuran. Namun jika kita punya kesadaran lingkungan dan kelestarian alam, maka bangsa, suku dan wilayah kita akan jaya.
Comments
Post a Comment