Posts

Showing posts from June, 2019

MENDARAS SASTRA RUMI MENGHADIRKAN DUA MAHA GURU

Image
Oleh: Alan (Farham Rahmat) Santri Millenial Inisiatif pencinta tasawuf, yang tergabung dalam cendekiawan muslim Sulawesi Barat berhasil menghadirkan Maha Guru, Direktur Rumi Instute Jakarta Kakanda Ustadz Muhammad Nur Jabir dalam kegiatan spektakuler dan langka terjadi, khususnya di wilayah mandar. Tema yang digusung adalah “Mendaras Sastra Rumi, Antara Cinta dan Tragedi” sebuah kajian kritis tentang konsep manusia dalam perspektif Jalaluddin Rumi, kamis 27 juni 2019 di aula tasha center majene sulawesi barat. Selain direktur Rumi Institute Jakarta, juga hadir tokoh NU Sulawesi Barat Annangguru Habib Ahmad Fadhl Al-Mahdaly, beliau tampil sederhana mengenakan sarung dan kopia hitam, ciri dan kekhasan ulama NU. Beliau menjadi narasumber mendampingi Ustadz Muhammad Nur Jabir, memaparkan tasawuf mandar yang penuh dengan ajaran cinta, kemudian dikenal dalam tradisi mandar dengan nama Paissangan (Pattidzioloan). Seperti  seminar akbar pada umumnya, dimulai dengan pembukaan oleh

SINERGISITAS PRAMUKA DAN LITERASI MENCIPTA PERADABAN

Image
(Jambore Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Luyo) Oleh: Alan (Purnawirawan DKR Luyo) Catatan-catatan harian itu, suatu saat akan menjadi coretan sejarah dan anda akan dikenal dunia, Kak muhammad munir memberi pesan literasi kepada adik-adik pramuka penggalang dalam Jambore Ranting Gerakan Pramuka Luyo, 26 Juni 2019 di bumi perkemahan Tabbassala desa Tenggelang Kec. Luyo. Rangkain kegiatan jambore ranting menghadirkan kekuatan literasi diantara padatnya jadwal kegiatan. Peserta wisata buku, gugus depan mengutus 4 orang perwakilan dari 10 pangkalan, mencapai 40 peserta didik. Keseruan pramuka bergandengan tangan dengan literasi, mencipta aroma tulisan yang menggelegar diantara para patriot kesatria. Alam menjadi tempat belajar, mereka duduk diatas rerumputan, bersahabat dengan semilir angin yang berhembus kala itu. Sementara kakak pembina senior bapak Rahman Arok  juga hadir mendampingi kak Muhammad Munir. Terlihat juga sekretaris Kwartir Ranting Luyo Kak Syaharuddin duduk dis

KISAH PATRIOT KESATRIA DI JAMBORE

Image
(Jambore Ranting Kwartir Ranting Luyo) Oleh: Alan Pramuka penggalang, kembali menghiasi kecamatan Luyo dengan uniformnya yang unik. Jambore ranting gerakan pramuka luyo IV tahun 2019 digelar di bumi perkemahan tabbassala mulai dari hari senin sampai kamis 23-27 Juni, persembahan Kwartir Ranting Gerakan pramuka luyo. Kegiatan yang bersifat rekreasi dan refreshing edukatif di alam terbuka ini, menitikberatkan pada pengembangan  kecerdasan individual dan kecerdasan sosial. Jambore ranting (Jamran) sudah empat kali terselenggara di Kwarran Luyo. Jamran I terlaksana di mapilli barat tahun 2004, jamran II realisasi di leteang desa tenggelang tahun 2011, jamran III digelar di lapangan tabbassala, dan hari ini jamran IV kembali membuana di lapangan tabbassala, tentunya dengan keunikannya tersendiri. Jamran IV diselengggarakan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan yang “Ber-Bhineka Tunggal Ika” serta upaya untuk mewujudkan manusia indonesia yang memiliki kualitas keimanan dan ketaqw

USTADZ SYAHID BERCELOTEH DI TA’BASSALA

Image
By: Alan Santri Millenial Kini giliran masyarakat tabbassala desa tenggelang kecamatan luyo, merajut tali kasih dalam nuansa Halal bi Halal. Jum’at 21 Juni 2019 bertempat di lapangan hijau/bumi perkemahan tabbassala. Design panggung tidak kalah menarik dari desa Luyo kemarin. Masih kanda aco Nur Syamsi menjadi designer panggung, meskipun dari alat dan bahannya sederhana seperti kayu dan bambu, serta kain putih sebagai penghias namun dilengkapi pencahayaan yang tidak kalah dengan konser Rhoma Irama di ibu kota. Seperti biasa, acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh adik remaja masjid tabbassala. Tidak lama berselang, kegiatan langsung diguncang oleh group Boneta adik-adik kecil tabbassala, personilnya ada delapan orang yang berpenampilan seperti anggota soneta group. Mereka terlihat kompak dan menikmati music, ada yang bermain gitar, bas, seruling, piano dan gendang. Malam itu bergemuruh kencang seolah membius keheningan, masyarakat bersorak riang menyemangati b

IDUL FITHRI & HAL-HAL YANG BELUM SELESAI

Image
DR.MUHAMMAD ZAIN Kata alm. Nurcholish Madjid (Cak Nur), Idul Fitri adalah puncak dari pengalaman spiritual dan sosial keagamaan bagi setiap umat Islam. Kata ‘mudik’ berasal dari bahasa Betawi, berarti kampung. Mudik berarti pulang kampung. Tradisi mudik menjelang perayaan Idul Fitri hanya dikenal di Indonesia. Hikmah dari tradisi mudik ke kampung halaman adalah kembali melihat jejak masa kecil, bertemu orang tua, saudara, dan teman masa kecil, atau ziarah kuburan orang tua dan saudara. Mudik tahun ini bisa juga bermakna, melepaskan kita dari hiruk pikuk politik, setelah pilpres dan pileg. Di kampung, kita bertemu saudara dan teman, tidak ada basah-basih, semuanya alami (natural) dan penuh keikhlasan. Menurut penelitian Susan Pinker dalam bukunya: The Village Effect, why face-to-face contact matters, komunikasi dan pertemuan dengan tatap muka langsung itu "menyehatkan" dan mempererat kohesi sosial. Bahwa dampak kontak langsung, tatap muka dengan keluarga dan teman de

MAKNAWIYAT HALAL BI HALAL MENGGEMA DI LUYO

Image
Oleh: Alan (Santri Millenial) Lapangan hijau desa Luyo, kini menjadi saksi gema Halal bi Halal. Minggu 9 juni, pemuda yang tergabung dalam desa Luyo spektakuler menampilkan acara kegiatan yang setara dengan stylish ibu kota. Meskipun berada di tengah perkampungan, namun design panggung cukup menarik. Gelar Halal Bi Halal dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara Adinda Sarinah. Tidak berselang lama, untuk meraup berkah Ilahiyah dan Nubuwwah pembacaan ayat suci Al-qur’an niscaya diperdengarkan oleh saudara Darno. Lantunan ayat demi ayat terajut dalam susunan huruf-huruf hijaiyyah pun membuana, terdengar nyaring di perkampungan, menembus sekat ruang. Dilanjutkan sambutan oleh ketua panitia Samsul Ikram, diiringi oleh pengawal, layaknya seorang raja dari kerajaan tanah mandar. Suasana hening, seakan mengantarkan ke masa silam, perjanjian para raja, tujuh kerajaan di gunung dan tujuh kerajaan di pesisir terjadi di monumen Allamungan batu di desa luyo. Selanjutnya sambu