Posts

Showing posts from July, 2019

MEMPERTEGAS IDENTITAS AWAL MULA PERADABAN

Image
Oleh: Alan Santri milenial Mengurai dan mempertegas identitas mesti ada dalam kehidupan. kebangkitan peradaban dimulai dari masyarakatnya, sementara dalam individu bisa dikatakan bermasyarakat jika saling bekerjasama satu sama lain. Sekarang pertanyaannya, apakah kerjasama bisa terjalin tanpa saling kenal mengenal? Setelah itu, apakah sesuatu bisa dikenali jika tidak mempunyai identitas? Sampai disini bisa dikatakan bahwa awal mula peradaban dimulai dari mempertegas identitas agar saling kenal mengenal, bergotong-royong dalam membangun peradaban. Mari kita bicara itu dengan ungkapan indah ayat Al-qur’an. يَأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقنَٰكُم مِّن ذَكَر وَأُنثَىٰ وَجَعَلنَٰكُم شُعُوباوَقَبَائِل لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكرَمَكُم عِندَ ٱللَّهِ أَتقَىٰكُم إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِير١٣ "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungg

HAKIKAT SHOLAT DALAM SYAIR PARRAWANA TOWAINE

Image
Oleh: Alan Santri Milenial Pesan dakwah islam di tanah mandar, dalam syair - syair Parrawana Towaine ditampilkan oleh adik-adik Sambawaliwali dalam acara halal bi halal desa luyo. Pesan yang berbahasa mandar namun kaya akan makna membuat hening alam sekitar. Dikatakan dalam penggalan syair itu adalah “Manu-Manu di suruga Saicco polewoi, mappettuleang tosukku sambayanna”.  (Burung-burung di syurga, sedikit-sedikit menampakkan diri, datang menanyakan manusia yang paripurna sholatnya). Penggunaan diksi “Sukku” yang berarti sempurna, memberikan makna khusus untuk orang yang mencapai kesempurnaan dalam sholatnya. Sementara dalam penggunaan diksi bahasa arab, sempurna ada dua kata yang sering kita dengar yaitu تمام dan كمال. Perbandingan diksi Tamam dan Kamal ada dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 3 أليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتئ ورضيت لكم ألإسلم دينا Kata kamal lebih awal ketimbang tamam, kalimat setelahnya pun berbeda, kamal disandingkan dengan agama “akmaltu

FALSAFAH BERKAH KEYAKINAN MASYARAKAT MANDAR

Image
Oleh: Alan Santri Milenial Seperti yang telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya, bahwa ada Tradisi masyarakat mandar mencari perempuan dalam keadaan “battang bungas” artinya hamil pertama yang dialami perempuan setelah menikah. Dipercaya bahwa sentuhan seorang perempuan yang sedang mengalami battang bungas menndatangkan keberuntungan tersendiri ketika menyentuh buaro atau membakar dupa dalam proses pembuatan buaro itu, entah logika dan filsafat apa yang bisa menjelaskan akan hal itu. Yang menarik, setiap pemberangkatan suami ke tengah laut untuk mencari ikan, sang istri juga melakukan sesuatu di rumah, mandar menyebutnya “mattola’ bala” tolak bala. Bentuk tolak bala yang dianut unik dan jarang kita temukan di kampung lain. Dalam tradisi tolak bala itu, sang istri menyiapkan dua sisir pisang hasil seleksi dari semua sisir pisang yang paling bagus dan berisi. biasanya mereka mencari di pasar ramai atau sengaja pesan dari penjual pisang, itu semua bermaksud untuk mendapatkan

SYUKUR PANENGAN FILOSOFI TARI MAPPADENDANG

Image
(Wawancara Sang maestro Pua Asi) Oleh: Alan Mentari minggu 14 juli 2019 bergelora, membakar jiwa di sambaliwali. Pegelaran hari ulang tahun dan tasyakuran desa mencapai titik puncak di seremonial pembukaan. Ada banyak yang ditampilkan dalam tema “Daulat Desa: Menjaga identitas lokal menuju desa maju, mandiri  dan berdaulat” diantaranya pertandingan meliputi bola volly, redi papang, tennis meja, sepak takraw, tarik tambang ada juga tanding kesenian seperti jekka tarring dan pa’gasing.  Pegelaran khas menyuguhkan jepa gollai, kain tenun mandar, gula semut aren, kripik singkong dan abong dari anjoro (kelapa). Lakon rakyat juga menghiasi acara gelar sendratasik “Hikayat lumbung pangan” oleh rakyat sambali wali. Dialog “refleksi UU Desa No 6/2014 tantangan kedaulatan pangan reforma agraria” oleh inovasi perempuan desa. Selain itu juga menampilkan kesenian panggung yaitu pappadendang, passayang-sayang, paccalong, parreka-reka, parrawana towaine, tari pattuqduq dan sebagainya. Dala

“USSUL” CARA ORANG MANDAR MERAYU TUHAN (Kajian budaya Habib Ahmad Fadhl al-mahdaly)

Image
Oleh: Alan Santri Milenial Postulat pertama yang mesti difahami, bahwa pemahaman islam terdiri dari teks keagamaan (naqli) dan nilai keagamaan (aqli). Masyarakat mandar dahulu, lebih cenderung beragama sesuai dengan akal sehat (aqli), tidak berarti  menafikan apalagi mengingkari teks suci keagamaan, kenapa? sederhana alasannya, mereka belum banyak mengenal apalagi menghafal dalil Qur’an/Hadits. Kehidupan beragama dalam kondisi yang menunutut dan membentuk pemahaman agama di pesisir atau pegunungan mempunyai ciri khas tersendiri. Mengenal kebaikan dan keburukan tidak perlu selalu merujuk kepada dalil teks Qur’an atau hadits. Banyak ajaran yang menyeru untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan karena akal sehatnya. Buktinya, sebelum islam datang di tanah mandar, pemahaman kebaikan akhlak, sudah menjadi pola laku dalam kehidupan sehari-hari mereka. Merendahkan diri ketika berjalan dihadapan orang tua (Metabe’) cirinya, berjalan membungkuk dan menurunkan tangan hampir b

KULTUR MASYARAKAT MANDAR YANG SUFISTIK (Kajian tasawwuf mandar Annangguru Habib Ahmad Fadhl Al-Mahdaly)

Image
Oleh: Alan Santri Millenial Giliran Habib Ahmad Fadhl Al-mahdaly memberikan petuahnya, beliau memulai dengan pesan orang tua dahulu, “Mua lessea lumamba, na maullung nawan, dao pettule, salili’u mo’o tu’u itingo” Jika aku telah pergi, sementara awan mendung, jangan bertanya lagi, itu adalah tanda kerinduanku. Makna rindu, kerap kali dibahasakan dalam nuansa alam seperti awan. Selain itu, ada juga yang meluapkan rindunya kepada ombak lautan atau semilir angin yag berhembus. Kerinduan orang dahulu mencapai maknawiyat, jauh lebih mendalam ketimbang generasi zaman now. Pengaruh digital membuat kita semakin terikat dengan simbol, tidak heran makna rindu yang dirasakan anak zaman now sangat hambar, mandar menyebutnya “Matawar”. Bagaimana tidak, jika anak sekarang merasakan rindu, spontan dibahasakan dalam bentuk simbol seperti emoticon, chat WA, kadang-kadang diumbar ke dunia sosial melalui Facebook semua orang tahu, bahkan kebanyakan langsung ketemuan. Dunia simbol ini disebut s

CINTA MENGEJAR PENDERITAAN BUKAN KEBAHAGIAAN (Daras Sastra Rumi Muhammad Nur Jabir)

Image
Oleh: Alan santri Millenial Ustadz Muhammad nur jabir mendapat kesempatan pertama, memberikan pengantar dengan beberapa ulasan singkat bahwa pengaruh Rumi sungguh sudah mendunia. PBB untuk pendidikan, kebudayaan dan ilmu penegtahuan (UNESCO), menetapkan hari Rumi pada 30 September bertepatan hari peringatan 800 tahun kelahiran filsuf dan pujangga dan dikenal “Tahun Rumi”. Begitupun Konya Turki, dalam art seminar dan lukisan yang ada terdapat buku rumi, sudah 34 kali diterjemahkan dalam bahasa asing. karya rumi 6 jilid dihargai  12 juta di malaysia. Begitupun dengan Madonna louis ciccone seorang penyanyi, aktris pengusaha asal Amerika Serikat, juga punya Rumi cafe, didalamnya membaca sastra Rumi sambil meneguk wyne. Abad kedua hijriah, tasawuf di syairkan karya syair “Sawane” oleh ahmad ghazali saudara dari Imam Al-ghazali. Pada abad ini sastra sufi sangat kaya dengan makna. Syair sufi  menggunakan diksi yang tepat, tentunya mewakili makna, seperti syair  Rumi mengalir beg