Posts

Showing posts from February, 2019

KESETIAAN SECANGKIR KOPI

Image
KESETIAAN SECANGKIR KOPI By: Rahmadina Kesetiaan sebenarnya tidak terletak pada sepasang kekasih, justru sepasang kekasihlah yang kadang mengkhianati kesetiaan itu sendiri. Banyak janji yang tak terpenuhi dan membuat hati justru mencicipi rasa sakit. dan Akhirnya galau. Padahal seharusnya cinta yang mereka rasakan (kalau memang yang mereka rasakan itu adalah cinta)  tidak membuat rasa sakit sedikitpun. Dibandingkan kesetiaan sepasang kekasih, kesetiaan secangkir kopi lebih terasa dibandingkan kesetiaan seorang kekasih. Dia akan setia menemanimu walaupun resikonya akan habis masanya. secangkir kopi lebih membuat semangat lebih bertahan lama dibandingkan seorang kekasih. bahkan secangkir kopi lebih membuat mata melek lebih lama dibandingkan seorang kekasih.. ternyata pacar tidak begitu berharga ketimbang kopi dalam cangkir. Suasana mentari akan lebih indah ketika secangkir kopi ada diatas meja. Suasana hati yang yang lagi galau karena putus cinta akan meminta secangkir kopi

TEORI KEADILAN JHON RAWLS

THEORY OF JUSTICE TEORI KEADILAN JHON RAWLS Oleh: Farham Rahmat Santri Millenial Untuk Memahami Teori Keadilan Jhon Rawls, Dasar Dasar Teori Seperti Liberalisme, Kontrak Sosial, Utilitarianisme Dan Intusionism sudah clear. Empat teori ini adalah bangunan dasar untuk mencapai pemikiran Jhon rawls. Tidak akan dijelaskan secara terperinci, namun disebutkan hanya intisari sebagai stimulus pengantar memahami teori keadilan ini. Pertama Liberalism merupakan paham yang menempatkan manusia pada posisi setara, sehingga semua berhak untuk berekspresi tanpa ada batasan kasta dan tingkatan yang mengikatnya. Kedua, Kontrak social adalah kesepakatan untuk mencipta hidup yang lebih baik, tanpa harus ada gesekan kepentingan individu yang satu dengan individu yang lain. Ketiga, paham utilitarianism mengukur kebenaran bukan pada sisi objektif, melainkan pada kesepakatan mayoritas dan asas manfaat. Terakhir keempat, intusionism adalah mengukur kebenaran pada wilayah perasaan. Teori keadilan jhon

Sarjanawan Alaqidah

Image
SARJANAWAN ADALAH MENJADI MANUSIA YANG ARIF (Orasi DR. Muhammad Zain. MA) By: Farham Rahmat Mahasiswa STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Hari kita mengalami tantangan industry 4.0, generasi pertama kita mengenal luap, generasi kedua mesin uap, ketiga adalah era listrik, saat ini, kita generasi keempat mengalami revolusi industri era digital dan menjadi ketergantungan tersendiri. Suatu contoh kecil, jika ada mahasiswa berangkat ke kampus tertinggal dompetnya, dia tidak akan kembali, namun jika ketinggalan handphonenya pasti dia akan kembali, artinya fenomena mahasiswa hari ini connect dengan digital menjadi mahasiswa maha-terconnect, pungkas Rektor STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah jakarta, DR. Muhammad Zain, rabu 20 februari 2019 di Aula perpustakaan nasional salemba. Begitupun tindak tanduk kita dirumah, saat ingin tidur dengan handphone, ketika bangun tidur cari handphone untuk mengalihkan off menjadi on. Bahkan ada orang yang sakit dengkul, setelah diagnosa dokter  ternyata bukan h

TIGA POLITIK SUKU QURAISH PALING BERPENGARUH

Image
(Syarah Nahj Al-Balaghah Sayyidina Ali) by: Alan Santri Millenial WA SUILA ALAIHI AS-SALAM AN QURAISH FA QOOLA: AMMA BANU MAKHZUM FA RAIHAANATUN QURAISYI NUHIBBU HADITSA RIJAALIHIM, WA AN-NIKAAHA FI NISAAIHIM Sayyidina Ali ditanya tentang kaum quraish (keturunan Nabi Ibrahim yang bermukim di mekkah), Ali menjawab: adapun bani ma’zhum adalah bunga-bunga harum quraish, kami menyukai pembicaraan kata-kata mereka, dan kami juga menyukai perempuan mereka untuk dinikahi. Keturunan nabi Ibrahim dikenal dengan nama Quraish atau dikenal dengan nama fahr, merupakan nenek moyang Rasulullah. Bermukim di mekkah dan membentuk suku tersendiri yaitu suku Quraish. Dari bangsa Quraish ini memiliki beberapa qobilah suku didalamnya, setiap suku memiliki ciri khas dan keistimewaan tersediri, tafakhur kepada suku kelompoknya masing masing. Kecintaan kepada suku membuat bangsa Quraish sendiri berkonflik atau berdinamikalah bahasa lembutnya satu sama lain, saling membanggakan sukunya masing masing

SIRIQ DAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD

SIRIQ DAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD Oleh: Farham Rahmat Santri Millenial Ada dua pendekatan menurut Sigmund Freud, pertama tentang TERAPI SUGESTI, dan kedua tentang NARSISISME. Sugesti masih mempunyai dua kategori terapi, yaitu SUGESTI TERAPI HIPNOTIS dan SUGESTI TERAPI PSIKOANALISIS. Pertama kita mulai megkaji siriq dalam pandangan sugesti, Sugesti terapi hipnotis dan psikoanalisis. Seorang dokter untuk memberikan kesembuhan pada pasiennya tidak hanya bergantung pada alat kedokteran dan obat obatan. Dokter juga harus memberikan sugesti kepada pasien agar mempunyai fikiran dan daya kuat untuk memperoleh kesembuhan. Dokter paham betul, bahwa sugesti melahirkan kekuatan dan juga kelemahan. Kepercayaan diri untuk sembuh itu datangnya juga dari sugesti, kekuatan menghadapi penyakit serta kesungguhan melawan sakit juga berasal dari sugesti. Ketika dokter mempuyai pasien, biasanya diberikan penjelasan terlebih dahulu. Jika pasien tersebut kembali lagi untuk mengeluhkan penyakitny

EDUKASI KAMPANYE SANTUN

Image
EDUKASI UNTUK KAMPANYE SANTUN (KPU BAWASLU bersama Koran Jawa Pos) By: Farham Rahmat Santri Millenial Rabu 13 Februari 2019 jawa pos koran mengadakan diskusi bublik bersama KPU dan BAWASLU tentang ruang ide jawa pos Koran di Hotel Ibis jakarta pusat, mengangkat tema “Edukasi partai politik untuk kampanye santun” focus pembasan pada ranah KPU dan BAWASLU berlandaskan pada pasal 275 undang-undang no 7 tahun 2017 tentang pemilu, kampanye pemilu dapat dilakukan melalui pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye pemilu kepada umum. Tujuannya adalah untuk menginformasikan tata cara kampanye santun kepada para partai pendukung calon presiden dan wakil presiden dalam gelaran pemilu raya 2019. Menginformasikan tata cara yang baik dan benar tentang promosi gagasan pasangan calon presiden dan wakil presiden, calon legislatif di pusat DPR RI, DPD maupun DPRD. Memperluas kesadaran bagi para jurnalis, pegiat NGO dan pihak terkait tentang cara berkampanye yang baik d

Menolak pembusukan Filsafat

Image
MENOLAK PEMBUSUKAN FILSAFAT By: Farham Rahmat Santri Millenial Menolak Pembusukan filsafat adalah tema diskusi 13 Februari 2019 di Tjikini lima jakarta pusat. Berhasil mendatangkan pembicara yang handal seperti Goenawan Muhammad (Sastrawan Senior), Donny Gahral Adian (dosen filsafat UI), A. Setyo wibowo (Dosen Filsafat STF Driyarkara) dan Akhmad sahal (Alumni STF Driyarkara) dan Mochtar Pabbottingi. Audiens yang hadir membludak, ruang diskusi menyempit tidak kuat menampung, bahkan Prof Komaruddin Hidayat, Prof Franksiskus Mudji Sutrisno, Prof Toeti Heraty, dan masih banyak tokoh filsuf juga hadir menyimak. Diskusi yang sangat menarik ketika Akhmad Sahal mulai mengatakan, ketika ada pembusukan filsafat artinya filsafat itu masih hidup di tengah masyarakat. Dalam fenoemena hari ini sikap kritis sangat dipengaruhi oleh kondisi krisis juga. Kondisi mensyaratkan kita untuk kritis. Bahayanya, sifat kritis cenderung ke arah pemaknaan politik pilpres no urut 1 atau 2. Polarisasi yang

ISTIDRAJ PART II

ISTIDRAJ PENGUNDURAN WAKTU YANG MEMBAWA MALAPETAKA (Sayarah Nahj Al-Balaghah Ustadz Akbar Saleh) PART II By: Farham Rahmat Santri Khatamun Nabiyyin “WA MAFTUNIN BIHUSNIN AL-QOULU FIHI, WA MA ABTALA ALLAHU AHADAN BIMITSLIHI AL-IMLA’I LAHU” Artinya: Tertipu dengan perkataan-perkataan yang baik dengannya. Dan Allah tidak mmenguji seseorang kecuali IMLA’ baginya. Coba perhatikan analisis pesan Sayyidina Ali, Semua perkataan yang bersifat pujian, seperti anda gagah anda cerdas, anda hebat, anda cantik dan sebagainya, cenderung menjebak diri dalam zona bangga dan sombong, dengan itu niscaya tiba tiba lupa dengan kekuarangannya dan semua aib yang lengket pada dirinya. Celaan walaupun benar adanya tetap tersinggung, pujian walaupun salah realitasnya justru malah senang riang. Pujian sifatnya akan menumbuhkan benih kesombongan, ujub dan bangga diri. Sementara kritikan menampakkan sesuatu yang tidak baik pada diri malah baik sejatinya. Sebab hakikat kritikan adalah menampakkan kek

ISTIDRAJ

ISTIDRAJ PENGUNDURAN WAKTU MEMBAWA MALAPETAKA (Sayarah Nahj Al-Balaghah Ustadz Akbar Saleh) PART 1 By: Farham Rahmat Santri Khatamun Nabiyyin KAM MIN MUSTDRAJ BIL IHSANI ILAIHI, WA MAGRURI BIL AS-SATRI ALAIHI, WA MAFTUNIN BIHUSNIN AL-QOULU FIHI, WA MA ABTALA ALLAHU AHADAN BIMITSLIHI AL-IMLA’I LAHU Betapa banyak orang yang mengalami Mustadraj, dia terperdaya dengan ditutupi dosa-dosanya. Diantara pengutusan Nabi, Rasul dan menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia (Hudan Li-Annas)  adalah membangunkan manusia dari kelalaian (Tanbih Al-Ghofilin), mengapa manusia banyak menemui kegagalan dalam hidup ? sebabnya manusia banyak yang lalai. Itulah mengapa Nabi dan kitab diturunkan ke muka bumi sebagai peringatan dan menyadarkan manusia pada tujuan utama penciptaan. Terkadang  kita tertipu dengan godaan duniawi, salah langkah dalam proses hidup ini. Ada yang berusaha mencari petunjuk malah tertipu, malah fatamorgana dan petunjuk dari iblis ditemukannya. Terkadang ada yang

BAHAYA DUNIA SEPERTI ULAR BERBISA

(Nahj Al-Balaghah Sayyidina Ali) By: Farham Rahmat Santri Milenial Sayyidina Ali Berpesan dalam Kitab Nahj Al-Balaghah: MATSALU AD-DUNYA KAMATSALI AL-HAYYATI LAYYIN MASSUHA WA SUMMU AN-NAAQIU FI JAUFIHA YAHWI ILAIHA AL-GIRRU AL- JAHILU WA YAHDZARUHA DZU AL-LUBBI AL-AQILU. perumpamaan dunia seperti ular, lembut ketika menyentuhnya, tapi berbisa dalam dirinya. Tertarik kepadanya adalah orang yang tertipu nan bodoh, dan diwaspadai oleh orang yang memiliki pengetahuan dan memiliki akal pikiran. Seseorang yang hanya melihat dari sisi kelembutannya akan terjebak dan terkena bisa ular. Dunia itu indah dan lembut, namu mengandung racun yang luar biasa. Yang tidak memahami dunia akan kelihatan lembutnya saja. Bagi yang menggunakan akal tidak akan terjebak pada bisa ular yang mematikan, dalam arti kata, orang bodoh akan terjebak pada dunia, sementara orang yang memiliki akal terhindar dari bahaya dunia. Orang berakal bukan dia yang hebat memimpin sebuah bangsa besar, atau menemukan